PHINTAS Weekly Report 6th March 2023
View PDF
06 Mar 2023

DOMESTIC MARKET REVIEW

IHSG [Resistance : 6870] [Pivot : 6840] [Support : 6780]

Indeks-indeks Wall Street berbalik menguat di Jumat (3/3). Penguatan ini sejalan dengan penurunan 10-year bond yield ke bawah 4% di hari yang sama. Hal ini dipicu oleh pernyataan Atlanta Fed President, Raphael Bostic bahwa The Fed sebaiknya menjaga kenaikan sukubunga acuan di level 25 bps untuk beberapa waktu kedepan. Sentimen yang sama juga memicu penguatan mayoritas indeks di Eropa di Jumat (3/3).

Masih dari eksternal, katalis positif berasal dari target pertumbuhan ekonomi di kisaran 5% di 2023 oleh Pemerintah Tiongkok. Akan tetapi, sentimen mungkin bergeser setelah data neraca perdagangan Tiongkok dirilis tengah pekan ini (7/3). Nilai ekspor Tiongkok diperkirakan turun 10% yoy, sementara nilai impor diperkirakan turun 5.3% yoy di Ferbruari 2023. Dari dalam negeri, pelaku pasar mengantisipasi data indeks keyakinan konsumen di Februari 2023. Mempertimbangkan sentimen-sentimen tersebut, IHSG diperkirakan masih bergerak sideways dalam rentang 6780-6870 di pekan ini. Faktor lain yang perlu diperhatikan dan berpeluang merubah arah pergerakan IHSG adalah berlanjutnya rilis laporan keuangan FY2022 dari emiten di BEI pada pekan ini.

Saham-saham yang dapat diperhatikan pada pekan ini meliputi saham-saham bluechip dengan potensi rebound lanjutan, diantaranya BBNI dan BBRI. Saham lain yang dapat diperhatikan meliputi SMGR, INTP, LSIP, TLKM dan EXCL.

POINTS OF INTEREST

• Indeks-indeks Wall Street berbalik menguat di Jumat (3/3).

• Atlanta Fed President, Raphael Bostic bahwa The Fed sebaiknya menjaga kenaikan sukubunga acuan di level 25 bps untuk beberapa waktu kedepan.

• Statement tersebut memicu penurunan 10-year bond yield ke bawah 4% per Jumat (3/3).

• Pemerintah Tiongkok menargetkan pertumbuhan ekonomi di kisaran 5% di 2023.

• Nilai ekspor Tiongkok diperkirakan turun 10% yoy, sementara nilai impor diperkirakan turun 5.3% yoy di Ferbruari 2023.

• IHSG diperkirakan masih bergerak sideways dalam rentang 6780-6870 di pekan ini.

• Dari dalam negeri, pelaku pasar mengantisipasi data indeks keyakinan konsumen di Februari 2023.

• Faktor lain yang perlu diperhatikan dan berpeluang merubah arah pergerakan IHSG adalah berlanjutnya rilis laporan keuangan FY2022 dari emiten di BEI pada pekan ini.

• Top picks : BBNI, BBRI, SMGR, INTP, LSIP, TLKM dan EXCL. 

MARKET NEWS

PRAY PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk

Yos Effendi Susanto sebagai Komisaris Utama dan Pengendali dari PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk (PRAY) telah mengurangi porsi kepemilikan sahamnya sebanyak 259,204,000 lembar saham PRAY di harga Rp954 per lembar saham pada 27 Februari 2023. Tujuan transaksi tersebut dilakukan untuk divestasi dengan kepemilikan saham langsung. Pasca penjualan, maka kepemilikan saham Yos Effendi Susanto di PRAY berkurang menjadi 107.9 juta lembar saham atau setara dengan 0.77%.

DEWI PT Dewi Shri Farmindo Tbk

Salah satu pemegang saham PT Dewi Shri Farmindo Tbk (DEWI) yakni Sujito Ngatiman telah mengurangi kepemilikan sahamnya di DEWI sebanyak 280,000 lembar saham di harga Rp270 per lembar pada 27 Februari 2023. Pasca penjualan, maka kepemilikan saham Sujito Ngatiman di DEWI berkurang menjadi 311,243,300 lembar saham atau setara dengan 15.56%.

ADHI PT Adhi Karya (Persero) Tbk

PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) berhasil memperoleh kontrak untuk proyek kereta komuter di Filipina yakni CP S-01 dengan nilai sekitar Rp3.5 triliun dan CP S-03C dengan nilai sekitar Rp5 triliun. ADHI memperoleh kontrak tersebut setelah mengikuti tender proyek kereta komuter di Filipina. SDPC PT Millennium Pharmacon International Tbk Najmil Faiz bin Mohamed mengundurkan diri sebagai Komisaris PT Millennium Pharmacon International Tbk (SDPC). Perseroan telah menerima surat permohonan pengunduran diri Najmil Faiz bin Mohamed pada 1 Maret 2023. Selanjutnya, keputusan atas pengunduran diri ini akan dibahas dalam RUPS terdekat.

TRIM PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk

PT Trimegah Sekuritas Indonesia (TRIM) Tbk sepanjang 2022 mencatat laba bersih Rp177,50 miliar. Melambung 242 persen dari periode sama 2021 sejumlah Rp51,89 miliar. Laba per saham dasar menjadi Rp24,97 dari sebelumnya Rp7,30. Total pendapatan usaha Rp704,77 miliar, menanjak 52 persen dari periode sama 2021 sebesar Rp461,17 miliar. Total beban usaha Rp448,07 miliar, menanjak 27 persen dari periode sama 2021 sejumlah Rp350,14 miliar. Laba usaha Rp256,70 miliar, menanjak 131 persen dari episode sama 2021 sebesar Rp111,02 miliar.